Minggu, 02 Juni 2013

Positive thinking


Di dunia ini kita dipisahkan oleh sebuah garis. Ada orang yang di atas garis dan ada orang yang di bawah garis. Orang-orang yang di bawah garis akan melakukan blame, excuse atau denial.
Misalnya orang datang telat ke kantor, ia ditanyakan oleh bosnya “kenapa kamu telat?”

Ia akan mulai blaming “anak saya rewel” … “istri saya telat bangunin” atau excuse “kena macet di tol Cawang” – padahal tol Cawang memang tiap hari macet, excuse ini cari-cari alasan yang tidak penting, yang lebih parah “denial” … “ah enggak ah, tidak telat kok!” dia mengelak mengakui kalau dia telat.

Sedangkan orang-orang yang ada di atas memiliki ownership, artinya semua yang terjadi di sekitar kita, kita terlibat untuk membuatnya menjadi lebih baik, sedangkan akuntability artinya kita bisa diandalkan untuk melakukan sesuatu, responsibility artinya kita memiliki tanggung jawab untuk melakukan sesuatu.

Contoh ekstrim, di ujung sana ada nenek-nenek menyebrang, saya berdiri tidak jauh dari dia.

Nenek itu tiba-tiba jatuh terpeleset waktu menyebrang.

Simulasinya orang yang below the line :

Excuse “Wah saya jauh, masa saya tolong ?”

Denial “Ah gak lihat kok”

Sedangkan orang yang ada di atas garis akan membantu si nenek ini, dia memiliki ownership karena merasa terlibat terhadap lingkungan sekitarnya.

Ketika saya dan teman-teman mulai belajar bisnis, kami banyak bertemu mentor bisnis yang canggih-canggih, mereka jago dan sukses banget di bisnis, sewaktu kami bilang mau minta saran, mereka malah TIDAK mengajarkan cara bisnis, mereka TIDAK mengajari kami cara marketing yang jago, strategi produksi yang keren dll.

Mereka malah memberikan cerita KOPI TUMPAH.

Kopi tumpah ini menceritakan tentang orang yang di bawah garis VS di atas garis.


Cerita kopi tumpah memiliki setting sebuah keluarga kecil, bapak, ibu dan seorang anak perempuan masih SD.

Suatu pagi si anak mau berangkat sekolah, si ayah mau berangkat, ibunya mau buatkan kopi, lalu si ibu menempatkan kopi di meja tempat si bapak duduk, si ibu menempatkan kopi agak ke pinggir meja.

Si anak hari itu akan menghadapi ulangan, dia semangat sekali karena sudah persiapan beberapa hari sebelumnya.

Si anak yakin pasti bisa, turun tangga semangat sekali ”papa..papa..nanti ulangan.. ” … PRAKK .. kena kopi, kopinya tumpah … tumpah ke paha si bokap.



Apa yang dilakukan bokapnya ? Kita simulasikan bokap yang di bawah garis :

Lagi duduk, kena kopi, PRAKK … Anaknya di maki-maki “Kamu ini ceroboh banget ! jalan aja gak bener !”

Istrinya datang, di maki lagi sama si bokap “Kamu ini juga kenapa taruh kopi di pinggir banget !” … “Ya udah saya ganti celana dulu di atas”

Waktu si bapak ke lantai atas, yang jemput anaknya datang “TINN TINN .. Jemputan !!!“.

Si ibu bilang “aduh pak, ini anaknya lagi nangis… nanti ya saya antar sendiri”

Si bapak tak lama kemudian turun lagi, lihat anaknya masih nangis “lho kok dia belum sekolah ???”

“Loh kan tadi gara-gara kamu dia jadi nangis ??”

Mulai deh perang dunia ke-2 … cek cok lagi.

“Ya udah saya antar” .. bokapnya ngalah.



Dalam perjalanan ke sekolah semuanya serba salah .. lampu merah disalahin, macet disalahin … anaknya masih nangis di mobil “kamu ini nangis-nangis aja!”.

Tak lama kemudian, si anak sampai di sekolah telat, si bapak juga telat, bosnya nanya “kok kamu telat?” .. marah-marah lagi “kamu tidak tahu apa yang terjadi pada saya .. !”

Nah sampai di situ ceritanya, kalau kita lihat dari cerita ini, hanya karena kopi tumpah tadi dan apa respon si bapak itu bisa mengubah masa depan dengan signifikan :

Hubungan si bapak dan istrinya menjadi tidak baik
Bapaknya bisa saja dipecat dari kantor karena tidak sopan
Yang lebih parah si anak, dia sudah belajar gila-gilaan, karena kopi tumpah tadi dia tidak konsen ujian, terlambat sampai sekolah lagi.


Sekarang kita lihat, perbandingannya dengan orang yang ada di atas garis :

Lagi duduk, kena kopi, PRAKK … “Aaah panas-panas .. kamu sih semangat banget ! karena kamu semangat kamu harus ganti celana papa !”

“Gimana cara ganti celana papa ?”

”Yang penting kamu ulangan dapet 100 aja deh !”

“Oh iya iya.. aku pasti dapet 100?

Artinya si bokap merasa ada ownership terhadap kejadian ini, kalau dia tidak duduk di situ kan dia tidak kena tumpahan kopi.

“Mama-mama, buatin kopi lagi dong, kopi yang penuh cinta”

Mamanya jadi senang.

Bayangkan dengan awal seperti ini, harinya berubah total. Dari semua orang-orang berhasil yang saya temukan, mereka ada di atas. Jadi kita semua harus cepat-cepat pindah ke atas.

Salah satu film bagus tentang berpikir positif adalah film “life is beautiful” yang menceritakan bagaimana berpikir positif di titik yang paling susah dan film ini direkomendasikan untuk ditonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar